Sudah saatnya kita mengandalkan otak kanan, meski sebelumnya guru kita lebih banyak mengajarkan otak kiri.Otak kanan memang makin menjadi penting saat ini. Bukan karena kita “sirik” dengan otak kiri, tetapi karena betul-betul dirasakan kebutuhannya, khususnya oleh entrepreneur.
Otak kanan itulah sarat dengan hal-hal yang sifatnya eksperimental, divergen, bukan penilaian, metaforilal, subyektif, non verbal. Sementara kita sadar, bahwa otak kiri cenderung bersikap obyektif , presisi, aktif, logikal , verbal, penilaian, linier, konvergen, dan numerikal. Padahal, jika kita mampu memberdayakan otak kanan, maka ada kecendrungan akan mampu menyelesaikan setiap masalah bila dibandingkan kalau kita dengan hanya mengandalkan otak kiri.
Padahal, jika kita mampu memberdayakan otak kanan, maka ada kecendrungan akan mampu menyelesaikan setiap masalah, bila dibandingkan kalau kita dengan hanya mengandalkan otak kiri. Dengan kita mampu memberdayakan otak kanan, maka setiap memecahkan persoalan, kita pun akan dapat melihat secara keseluruhan, dan kemudian memecahkan berdasarkan firasat, dugaan, atau intuisi. Intuisi ini adalah kemampuan untuk menerima atau menyadari informasi yang tidak dapat diterima oleh kelima indera kita.Tampaknya ada yang khawatir dengan intuisi, karena mereka pikir intuisi bisa menghalangi pemikiran rasional. Sebenarnya intuisi justru berdasarkan pada pemikiran yang rasional dan tidak dapat berfungsi tanpanya. Saya sependapat dengan Robert Bernstrin, yang mengatakan, bahwa hanya intuisi yang dapat melindungi kita dari orang-orang paling berbahaya, orang-orang yang tidak mampu bekerja dan cuma pinter ngomong. Lalu? Seorang entrepreneur yang mampu memberdayakan otak kanannya, biasanya juga cenderung memilih manajemen yang berstruktur luwes dan spontan, serta pada struktur yang sifatnya sama.
Sumber :
0 komentar:
Post a Comment