Jakarta - Waktu sudah menunjukkan saat makan siang di daerah Thamrin, Jakarta. Untuk Dessy Maulida ini waktunya makan bersama teman-teman kantornya di sebuah perusahaan sekuritas atau bertemu klien. Namun, Dessy tidak menuju parkiran untuk keluar dengan mobil pribadinya. Di luar lobi, taksi mewah Toyota Alphard Vellfire 2.400 cc sudah menunggunya. Taksi mewah ini bisa menunjang performanya di hadapan klien.
"Biar mahal nggak masalah. Kan dibayari perusahaan," ujar perempuan yang bekerja sebagai dealer equity ini kepada detikcom, Rabu (27/1/2010) kemarin.
Pengakuan yang sama juga dikatakan Ricky Jafar Pomalingo, salah seorang manajer marketing di sebuah perusahaan alat kesehatan. Ricky mengatakan, beberapa kali mencoba naik taksi Tiara Express yang mengunakan Toyota Alphard AS 2.4 L silver sebagai armadanya. Namun ia hanya menggunakan taksi kelas premium bila ingin menjemput kliennya di Bandara Soekarno Hatta.
"Saya memilih taksi premium untuk menjaga imej perusahaan di mata klien. Apalagi yang saya jemput adalah klien dari luar negeri," terang Ricky.
Penggunaan taksi kelas premium berjenis Alphard memang menjadi pilihan bagi kalangan eksekutif yang ingin menikmati layanan mewah dan nyaman. Sebab mobil jenis ini dianggap unggul dalam hal keluasan kabin, bagasi, serta fitur-fitur yang mumpuni.
Taksi untuk kalangan eksekutif ini sebenarnya sudah lama beroperasi, yakni sejak Blue Bird Group (BBG) mengeluarkan armada Silver Bird pada 1992. Saat itu yang digunakan adalah 240 unit Nissan Cedric President untuk melayani konsumen dari kalangan atas. Selanjutnya armada hitam Silver Bird terus berkembang, baik dari segi jumlah armada maupun mobil yang digunakan.
Setelah mengerahkan Nissan Cedric, BBG kemudian meluncurkan beberapa jenis kendaraan mewah untuk memperkuat armada premiumnya. Misalnya Toyota Crown Comfort, Mercedes Benz C Class, serta Mercedes Benz E Class. Taksi Silver Bird menjadi taksi yang termahal saat itu, dengan tarif Rp 6.900 untuk tutup pintu dan Rp 3.700 per km. Meskipun tarifnya lumayan mahal ternyata taksi-taksi mewah
tersebut banyak peminatnya.
"Indikasi besarnya animo konsumen terhadap taksi kelas eksekutif terlihat dari meningkatnya permintaan konsumen untuk diantar dengan taksi Silver Bird. Untuk itu kami setiap tahun menambah armada dan jenis mobil yang digunakan," jelas Teguh Wijayanto, Humas BBG.
Namun sejak 2008, kemewahan taksi Silver Bird yang menggunakan kendaraan mewah berjenis sedan, mendapat tantangan mobil taksi Toyota Alphard. Awalnya mobil jenis ini digunakan PT Express Trasindo Utama. Sebanyak 45 mobil Toyota Alphard dikerahkan PT Express Taksi untuk melayani masyarakat kelas premium. Pelan-pelan Silver Bird pun tersaingi.
"Saat ini banyak konsumen yang menginginkan ruang bagasi yang lebar dan ruang kabin yang lebih luas. Yang bisa mengakomodasi permintaan ini tentu Toyota Alphard," terang Teguh.
Ditambahkannya, mobil jenis Alphard punya beberapa keunggulan dibanding mobil sedan. Sebab kapasitas maksimum penumpang lebih banyak yakni bisa mengangkut sampai 6 penumpangg. Ruang bagasi jauh lebih luas, konsumen yang membawa stik golf bisa dengan mudah memasukannya ke dalam mobil.
Silver Bird, diakui Teguh, baru mengerahkan Toyota Alphard Vellfire 2.400 cc, sejak November 2009. Untuk saat ini Silver Bird baru memiliki 20 armada. Keterbatasan armada ini disebabkan BBG harus memesan indent mobil Alphard Vellfire yang Completely Built Up (CBU). Karena keterbatasan armada taksi mobil Alphard, PT BBG terpaksa membatasi jam operasinya.
"Untuk taksi kelas premium jenis Alphard kami tidak operasikan selama 24 jam. Ini demi menjaga kondisi mobil supaya tetap fit demi pelayanan kepada konsumen," ujarnya.
Hadirnya mobil Toyota Alphard di jajaran armada Silver Bird semakin meramaikan taksi kelas premium yang beroperasi di Jakarta. Kini masyarakat yang beraktifitas di Jakarta punya banyak pilihan untuk menjajal taksi mewah tersebut dengan layanan VIP. Meskipun mahal, itu bukan artinya karyawan biasa tidak bisa mencoba taksi ini.
"Kapasitas penumpangnya kan lebih banyak. Banyak juga karyawan yang patungan dengan teman-teman kantor, jadi biaya patungannya lebih ringan," ujar Teguh menutup pembicaraan.
0 komentar:
Post a Comment